PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr Wb, dan Salam Sejahtetra bagi kita semua....
Berikut ini BALLA PIPPISI LIMBUNG, akan menyajikan analisa gambaran rill Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram yang dapat dikembangkan oleh masyarakat di Kota Makassar. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar pada komoditi Jamur Tiram di Kota Makassar pada saat ini...!
Salah satu kegiatan yang meningkatkan kemampuan usaha baik dalam teknologi, diverisfikasi produk, manajerial maupun pengembangan kelompok usaha adalah bidang hortikultura yang diharapkan mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan. Salah satu bidang hortikultura yang banyak ditekuni petani untuk meningkatkan pendapatannya adalah budidaya jamur tiram. Jamur tiram menjadi bahan pangan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jamur tiram merupakan salah satu jamur yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat karena dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah dan segar dalam bentuk masakan maupun dalam bentuk olahan. Jamur tiram ini memiliki tekstur daging yang lembut dan rasanya hampir menyerupai daging ayam serta memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berbagai macam asam amino essensial, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
Jamur tiram memiliki nilai gizi paling tinggi dibandingkan dengan jenis komoditas jamur lainnya maupun komoditas hewani hal ini dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Gizi Jamur Tiram dan Bahan Makanan Lain (Dalam%)
Bahan Makanan
|
Protein
|
Lemak
|
Karbohidrat
|
Jamur
merang
|
1,8
|
0,3
|
4,0
|
Jamur
tiram putih
|
27
|
1,6
|
58,0
|
Jamur kuping
|
8,4
|
0,5
|
82,8
|
Daging sapi
|
21
|
5,5
|
0,5
|
Bayam
|
-
|
2,2
|
1,7
|
Kentang
|
2,0
|
-
|
20,9
|
Kubis
|
1,5
|
0,1
|
4,2
|
Seledri
|
-
|
1,3
|
0,2
|
Buncis
|
-
|
2,4
|
0,2
|
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2006.
Terlihat bahwa jamur tiram memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi dari pada daging sapi. Selain itu jamur tiram juga memiliki kandungan asam amino hampir sama dengan kandungan asam amino pada telur ayam (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2006).
Besarnya nilai gizi yang dimiliki oleh jamur tiram, memicu permintaan kebutuhan jamur setiap tahunnnya. Di Indonesia kebutuhan pasar jamur tiram saat ini baru terpenuhi 13.825 ton/tahun, dan tahun 2015 kebutuhan pasar sekitar 17.500 ton. (Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia, 2014).
Tingginya permintaan pasar di Indonesia dialami juga di daerah Sulawesi Selatan seperti yang terjadi di Kota Makassar. Permintaan pasar jamur tiram di Kota Makassar mencapai 100-150 kilogram/hari, namun jika digabungkan hasil produksi dari petani jamur tiram yang berada pada daerah Kabupaten Gowa, Maros dan Kota Makassar hanya bisa memenuhi sebanyak 60-70 kilogram/hari. (Murti Agrointi Mandiri, 2015).
Rendahnya hasil produksi pembudidaya jamur di beberapa daerah di Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar, disebabkan masih minimnya jumlah pelaku usaha budidaya jamur yang tersebar di tiga daerah di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten Gowa, Maros dan Kota Makassar. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pelaku Usaha, Produksi Jamur Tiram Di Tiga Wilayah Sulawesi Selatan
Kota/Kabupaten
|
Pelaku
Usaha (orang)
|
Produksi (Kg/Hari)
|
Maros
|
24
|
35
|
Makassar
|
4
|
8
|
Gowa
|
6
|
17
|
Jumlah
|
34
|
60
|
Sumber: Murti Agrointi Mandiri, 2015
Data diatas menunjukkan bahwa tingginya kebutuhan pasar jamur tiram di Kota Makassar tidak di imbangi dengan hasil produksi jamur dari pelaku usaha budidaya sehingga permintaan terhadap jamur tiram tidak dapat terpenuhi. Melihat uraian diatas ini berarti adanya peluang besar bagi masyarakat Kota Makassar untuk berkontribusi dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram, dimana dalam melakukan usaha ini modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan pengembalian modal serta perolehan keuntungan yang relatif singkat dibandingkan dengan usaha hortikultura lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka selanjutnya kami akan menguraikan gambaran tentang Keunggulan dan peluang usaha, Jenis produk yang diusahakan, Analisa pasar, Analisa pesaing, Analisa teknis, Analisis biaya usaha, Analisa Pendapatan serta Analisis kelayakan usaha Budidaya Jamur Tiram, sebagai berikut:
Keunggulan dan Peluang Usaha
- Tingginya gaya konsumsi masyarakat yang sadar Gizi
- Produk bisa sebagai obat yg memiliki manfaat bagi kesehatan
- Budidaya tidak membutuhkan lahan luas melainkan dapat dilakukan di lahan sempit
- Modal yang dibutuhkan relative kecil
- Pendapatan yang diterima setiap hari
- Produk jamur tiram bisa diolah menjadi produk olahan yang bisa dijadikan tambahan unit bisnis
- Permintaan Pasar yang sangat tinggi
- Cepat kembali modal
- Harga Jamur selalu stabil
- Keuntungan yang didapat tergolong tinggi
- Tidak perlu skill khusus
- Budidaya tetap bisa dilakukan didataran rendah dan dimusim apa saja
- Membuka lapangan kerja untuk masyarakat
- Sebagai alternative makanan pengganti daging
- Pemanfaatan limbah budidaya digunakan sebagai pakan ternak cacing, ikan lele, ternak ruminansia serta digunakan sebagai pupuk tanaman hias dan pertanian.
Jenis Produk Usaha
Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) |
Jamur Tiram Yang Tumbuh Di Media Baglog |
Jamur Tiram Yang Sudah Di Panen |
Analisis Pasar
1) Analisis Permintaan
- Untuk wilayah Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar, harga jamur segarnya Rp.30.000 - Rp.40.000/Kg.
- Permintaan pasar jamur tiram khususnya di Kota Makassar mencapai 100-150 kilogram/hari, namun hasil produksi dari seluruh petani jamur tiram yang berada pada daerah Kabupaten Gowa, Maros dan Kota Makassar hanya bisa memenuhi sebanyak 60-70 kilogram/hari.
2) Segmentasi Pasar
- Masyarakat
- Usaha kuliner olahan menengah dan atas
- Pasar Modern dan tradisional
- Klinik dan Rumah Sakit
- Pedagang pengumpul besar & pengecer
3) Target Pasar
- Konsumen Rumah Tangga
- Konsumen Vegetarian
- Konsumen Peduli kesehatan
- Pelaku usaha kuliner dan jasa
- Pasien Rumah sakit & klinik
- Pedagang pengumpul
- Pedagang yang berjualan di pasar tradisional & modern
4) Posisi Pasar (Positioning)
- Budidaya jamur yang ramah lingkungan dan tidak memakai pupuk kimia dan bahan pengawet.
- Jaminan produk yang diberikan ke-konsumen adalah produk jamur yang segar dan higienis
- Produk dikemas dengan baik dan bersih
- Pelayanan delivery order
Analisis Pesaing
Dalam dunia usaha, selalu ada persaingan antar pelaku usaha. Namun berbeda dalam lingkup usaha budidaya jamur para pelaku usaha jamur tiram khususnya di Kota Makassar dan sekitarnya, lebih kecenderungan menjadi mitra/rekan kerja hal ini disebabkan karena makin tingginya permintaan jamur di Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar yang tidak bisa terpenuhi setiap hari sehingga para pelaku usaha lebih menjalin kerjasama dan kolaborasi dalam hal memasok pemenuhan permintaan pasar di Kota Makassar dan sekitarnya.
Analisis Teknis
1) Skala Usaha
Dalam awal pelaksanaan usaha budidaya jamur tiram sebaiknya direncanakan Skala Usaha minimal sebanyak 1000 baglog (Media Tanam)
2) Tahapan Pelaksanaan Budidaya Jamur Tiram:
Analisa Biaya Usaha
Modal pertama untuk mengembangkan budidaya jamur tiram yaitu dengan meningkatkan tempat dan alat-alat yang memadai. Jenis Alat-alat yang diperlukan dan bantuan sarana serta biaya yang diperlukan dalam melakukan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut :
Catatan:
a) Skala Usaha = 1.000 baglog
b) 1 Periode Usaha = 3 bulan
1) Biaya Investasi:
Rincian
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Rumah jamur (kumbung) 4x6 m
|
1 Unit
|
5.000.000
|
5.000.000
|
Rak Baglog
|
2 Unit
|
1.000.000
|
2.000.000
|
Mesin Pompa air dan Instalasinya
|
1 Unit
|
750.000
|
750.000
|
Pisau cutter
|
4 Buah
|
10.000
|
40.000
|
Gunting
|
5 Buah
|
5.000
|
25.000
|
Keranjang Panen
|
10 Buah
|
20.000
|
200.000
|
Timbangan 5 kg
|
1 Unit
|
200.000
|
200.000
|
Karung Goni
|
50 Lembar
|
5.000
|
250.000
|
Selang
|
20 Meter
|
5.000
|
100.000
|
Nozle/ Mata Pengkabut
|
1 Buah
|
50.000
|
50.000
|
Solo (Penyemprot Hama)
|
1 Unit
|
150.000
|
150.000
|
TOTAL BIAYA INVESTASI
|
8.765.000
|
2) Biaya Operasional:
Rincian
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Tenaga Kerja (Menyiram & Memanen)
|
1 0rang
|
300.000
|
300.000
|
Plastik Kemasan Panen 1 Kg
|
20 Pak
|
20.000
|
400.000
|
Disenfektan
|
1 btl
|
20.000
|
20.000
|
Listrik
|
3 Bulan
|
50000
|
150000
|
Operasional Transport Pemasaran
|
3 Bulan
|
400.000
|
1.200.000
|
Spanduk Usaha
|
2 Buah
|
50.000
|
100.000
|
Brosur Produk
|
1.000 Lbr
|
150
|
150.000
|
Pulsa Komunikasi
|
3 Bulan
|
200.000
|
600.000
|
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
|
2.920.000
|
3) Total Biaya Usaha:
No
|
Rincian
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Total biaya investasi
|
8.765.000
|
2
|
Total Biaya operasional
|
2.920.000
|
TOTAL
|
11.685.000
|
Analisis Pendapatan
1) Estimasi Produksi:
Jumlah baglog yang berproduksi = 1000 Baglog
Produkktivitas jamur per baglog = 0.100 gram x 5 kali tumbuh = 0.500 g
Total Produksi Jamur 1 periode (3 bln) = 0.500 gram x 1000 baglog = 500 Kg
2) Estimasi Penerimaan:
Harga jual jamur tiram = Rp 30.000 / Kg
Produksi sebanyak = 500 Kg
Maka total penerimaan = Rp 30.000 x 500 Kg = Rp. 15.000.000
3) Estimasi Keuntungan:
Jadi, Laba bersih selama 1 periode :
Total Penerimaan – Total Biaya Operasional
No
|
Rincian
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Total Penerimaan
|
15.000.000
|
2
|
Total Biaya Operasional
|
2.920.000
|
Total
|
12.080.000
|
Maka laba bersih yang diterima dalam usaha budidaya jamur tiram selama 1 periode adalah Rp 12.080.000
Analisis Kelayakan Usaha
1) Break Even Point (BEP)
a. BEP Produksi:
BEP Produksi = Total biaya operasional / Harga satuan jamur per Kg
Maka perhitungan BEP produksi yaitu Rp 2.920.000 : Rp 30.000 = 97,3. Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian (titik impas) bila jumlah produksi sebesar 97,3 Kg.
b. BEP Harga
BEP Harga = Total biaya operasional / Jumlah Produksi
Maka perhitungan BEP harga yaitu Rp 2.920.000 : 500 kg = Rp. 5.840. Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian (titik impas) bila harga jual jamur sebesar Rp. 5.840 per Kg
2) R/C Ratio:
R/C merupakan perbandingan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan selama satu periode. Suatu usaha dinilai layak untuk dikembangkan jika R/C rasio:
- R/C Ratio > 1, usaha layak dikembangkan
- R/C Ratio < 1, usaha tidak layak dikembangkan
- R/C Ratio = 1, usaha impas.
Rumus perhitungan:
R/C Ratio = Total Penerimaan / Total Biaya Usaha
Maka perhitungan R/C Ratio pada usaha budidaya jamur tiram adalah Rp 15.000.000 : Rp 11.685.000 = 1.28. Artinya dengan hasil perhitungan R/C sebesar 1.28, maka usaha budidaya jamur tiram ini layak untuk dikembangkan dan dapat memberikan keuntungan. Dimana Setiap modal Rp 1.00 akan kembali sebanyak Rp 1.28.
3) Benefit Cost Ratio (B/C)
B/C rasio merupakan perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan satu periode. Suatu usaha dinilai layak atau memberikan manfaat bila nilai B/C rasio:
- B/C Ratio > 0, usaha menguntungkan
- B/C Ratio < 0, usaha tidak menguntungkan
- B/C Ratio = 0, usaha impas
Rumus perhitungan:
B/C = Keuntungan/Total biaya usaha
Maka hasil perhitungan B/C rasio pada usaha budidaya jamur tiram yakni Rp 12.080.000 : Rp 11.685.000 = 1,03. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa lebih besar dari 0, berarti usaha budidaya jamur tiram dapat memberikan manfaat menguntungkan. Angka B/C sebesar 1,03, yang berarti dari Rp 1,00 modal yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan sebanyak Rp 1,03.
4) Payback Period
Payback period adalah kemampuan suatu usaha didalam mengembalikan semua modal/investasi yang ditanam. Payback Period dinyatakan dalam satuan waktu.
Payback period digunakan sebagai salah satu pertimbangan yang melengkapi dalam menganalisis kelayakan suatu usaha, karena dari payback period dapat diketahui jangka waktu pengembalian seluruh modal investasi. Semakin pendek waktu pengembalian maka semakin layak suatu usaha, hal ini berarti pula karena semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Maka, tingkat pengembalian biaya investasinya adalah:
Total Biaya Investasi / Keuntungan
No
|
Rincian
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Total Biaya
Investasi
|
8.765.000
|
2
|
Keuntungan
|
12.080.000
|
Jumlah
|
0,72
|
- Jadi, keuntungan bersih yang di dapatkan dalam 1 periode dapat mengembalikan biaya investasi sebesar 0,72 x 100 % = 72 %.
- Untuk mengembalikan sejumlah 100 % biaya investasi yang dikeluarkan diperlukan waktu 100 : 72 = 1.38 periode. Sehingga pada periode ke 2 pelaku usaha budidaya jamur tiram sudah bisa memperoleh keuntungan.
PENUTUP
Demikian uraian penjelasan Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram di Kota Makassar, yang kami perlihatkan untuk anda. Semoga anda dapat memanfaatkan peluang usaha ini untuk direalisasikan pada lahan di lingkungan rumah anda maupun lahan lainnya, Adapun kami, yakni:"BALLA PIPPISI LIMBUNG", sangat siap melayani dan membantu anda jika ingin bekerjasama dan berdiskusi seputar usaha Budidaya Jamur Tiram. Untuk itu kami persilahkan menghubungi Kontak Kami di bawah ini...! Kami tunggu yaaah........Terima Kasih.